Thursday, August 25, 2011

CULTURE

This article was written by Anas M.H. and presented on the blog "OPO ANANE REK". We make every effort to work better and we certainly hope to be accepted by readers. Our article themed around anything that inspires us both thinking about; economic, social, political, religion, technology, society, or simply for the brain teasers.
May be useful, this time we wrote with the title:

BUDAYA YANG GAK WAJIB DIBUDAYAKAN
NGENYANG PIRO-WANI PIRO
keywords: economy-society-politics-religion-culture-government
Istilah "NGENYANG PIRO-WANI PIRO" ini sering kita dengar khususnya dilingkungan masyarakat yang seringkali bergelut dibidang transaksi jual beli. Untuk mendapat kesepakatan yang saling menguntungkan antara penjual dan pembeli memang seringkali terjadi tawar menawar (NGENYANG PIRO), pembeli pasti akan menawar (NGENYANG) sesuatu yang diinginkan sedangkan penjual juga tidak mau kalah, dengan ramahnya dia akan bilang WANI PIRO (berani berapa atau mau berapa) sampai kedua belah pihak sepakat (DEAL). Budaya ini memang gak dibudayakanpun sudah membudaya dengan sendirinya karena memang sudah naluriah.
Namun bagaimana budaya NGENYANG PIRO-WANI  PIRO ini terjadi hanya untuk mementingkan keuntungan sepihak, atau seolah keuntungan dua pihak karena apa yang diharapkan dipenuhi tapi dengan syarat-syarat tertentu yang keluar dari jalur yang ada (agama, hukum, adat istiadat sampai  harga diri). Apa budaya ini harus dibudayakan? WANI PIRO? HEHEHEHEHE.... Mau menang Wani Piro? Mau enak Wani Piro? Mau jadi .... Wani Piro? Mau yang gimana..Wani Piro? Pokoknya mau apa saja...Wani Piro?

Bagaimana kalau Ngenyang Piro-Wani Piro  ini tidak proposional, artinya tidak seharusnya terjadi di area yang bukan wilayahnya. Kata Bang Rhoma "YANG KAYA MAKIN KAYA YANG MISKIN MAKIN MISKIN" Karena yang miskin tidak berani nawar (Ngenyang) sebab tidak ada yang dipakai untuk menawar akhirnya terima apa adanya alias opo anane, sedang yang kaya, berduit makin melimpah karena apapun bisa dibeli dan semua bisa diatur...


Thank you for your attention and visits, we hope the suggestions and criticisms the reader if it pleased.
keywords: economy-society-politics-religion-culture-government

2 comments:

Anisayu Nastutik said...

ora ngenyang mas, regane keduwuren ga wani aku hehehe

bagus juga ni hehehe
salam knal kmbali... :)

Anas Ifa (Sony) said...

Semua bisa diatur...tapi harus tetep jujur hahaha..Suwun mbak

Post a Comment

KOMENTAR MELALUI AKUN FACEBOOK

Kami sangat berharap dan berterimakasih banyak bilamana para PEMBACA berkenan memberikan kritik dan Sarannya melalui akun Facebook di bawah ini: